Senin, 08 Oktober 2012

Cerpen Beling (Nakal) _ "CINTA TERMAHAL"



list Koleksi cerpen lihat disini

Cinta Termahal

Hari ini Tuan membawaku kekota. Aku pasti akan meridukan hamparan luas kebun dan pekarangan pedesaan. Keramean kota membuatku merasa penat dan sesak, lirikan pria-pria nakal membuatku gerah melihatnya. Tubuh montok, kulit putih dan lembut, membuat siapa pun yang melihat terpesona ingin memiliki aku. Lamunanku mulai melayang menikmati nyamannya tinggal didesa. Anak-anak desa yang selalu bermain bersamaku dihamparan lapangan luas. Semilir angin sore mengiring bola masuk gawang oleh tendangan seorang remaja. Tanpa kusadari air mataku mengalir tidak rela meningalkan desa.
“Ayo Mawar kita pergi dari sini.” Tuan mengandengku meninggalkan pria itu dengan sedikit mengerutu.
“Hai pak tua, jangan pergi dulu kau.” Teriak pria itu, namun tuanku tidak menghiraukan dan terus saja berjalan mencari tempat lain.
Tuan adalah laki-laki yang merawatku dari bayi. Beliau begitu baik padaku, hanya terkadang berlaku kasar itu demi kebaikanku. Apapun  akan aku lakukan demi membalas budi baik tuan. Seperti saat ini, tuan akan menjualku pada seseorang. Itulah yang aku dengar ketika tuan bercakap-capak bersama istrinya. Walaupun samar-samar, aku masih bisa mendengar jelas pembicaraan mereka. Sakit hatiku mendengar keputusan tersebut, tapi apalah dayaku. Tidak mungkin tuan terus-terusan merawatku, diusia dewasaku ini sudah sepatutunya tuan melepasku.
“Waaooo… You are beautiful.” Puji seorang pria padaku. Tangan kekarnya menyentuh kulitku, mata tak henti mengamatiku. Pandangan matanya membuatku salah tingkah dan rasa hangat sentuhan tangan merasuk dalam tubuhku. “Biarkan saja aku dibeli olehnya. Aku akan merasa nyaman dan baik-baik saja berada disisinya.” Gemuruh hatiku bersuara berharap menjadi milik pria itu. Dia masih terlihat sangat muda, hidungnya mancung, kulitnya putih bersih dan bibirnya sanga seksi. Postur tubuh tinggi besar menambah nilai rupawan pada dirinya. Mungkin dia lebih cocok menjadi seorang model bila saja ada agensi model tahu hal itu.
Tuanku menepuk bahu pria itu. “Kau menginginkannya?.”
“Berapa?.”
“Hanya Rp. 1.800.000.”
“Deal.” Jawab pria itu sambil mengulurkan tangan pada tuan.
“Deal.” Tuan menyepakati dan menjabat uluran tangan pria itu.
Tidak menyangka bila akhirnya aku menjadi milik pria tampan itu. Hatiku berbunga-bunga membanyangkan hidup bersama tuan baruku. Tidak sedikit pun terlintas dibenakku bila pria yang akan menjadi tuan baruku ini berlaku picik padaku. Mungkin aura kedamaian disekitarnya menghipnotis diriku, lupa akan banyak hal tentang kemungkin buruk yang ada padanya. Apa peduliku memikirkan keburukannya, jelas sekali aku sangat nyakin bakal bahagian hidup bersamanya. Tak perlu diragukan lagi, kebaikannya sudah terlihat dari wajah tampannya.
Tuan menyerahkan gandengan tangan pada pria yang akan menjadi tuan baruku. “Sekarang Mawar jadi milik kamu. Jagalah dengan baik untukku, karena sudah aku anggap seperti anakku.” Katanya pada pria itu.
“Anda tidak perlu kawatir, aku akan memperlakukanya dengan baik.”
Tuan membelai wajahku. “Mawar, kamu akan nyaman bersamanya.” Aku hanya tersenyum simpul dan berucap terimakasih dalam hati karena tuan telah menjualku pada pria tampan dan berjanji menjagaku dengan baik seperti tuan menjagaku. Tuan berlalu meninggalkan kami berdua dengan wajah sedih begitu dalam. Mungkin aku terlalu sombong, rasa sedih ditinggal tuan tidak ada padaku hanya rasa bahagia yang merasuki diriku saat ini.

***

            “Waaah cantik sekaliii…., Kak Fadil berung mendapatkannya.”
            Tuan baruku bernama Fadil. Tuan Fadil memperkenalkanku pada keluarganya, beruntungnya aku keluarga tuan Fadil sangat menyukaiku. Kebahagiannku bertambah ketika sebuah istana mengah dipersembahkan padaku, makanan lezat terhidang hanya untukku. Disela-sela aku menikmati makananku, tuan Fadil tengah asik bersama keluarganya membicarakan menu untuk esok siang. Dilihat dari apa yang dicatat sepertinya tuan Fadil mau mengadakan pesta/kondangan. Gule, sate, kikil, bistick, eseng-eseng…., semuanya berbahan dasar daging.
            Sore harinya kami berMesraan, tuan Fadil memandikanku membantu mengosok punggung. Sebenarnya aku enggan mandi, tapi aku tahu persis tuan Fadil menyukai aroma tubuhku yang bersih. Aku nikmati mandiku walau sore itu terasa sangat dingin. Tuan Fadil begitu memanjakan diriku hingga aku terperdaya menuruti semua kemauannya. Tuan Fadil oh Tuan Fadil, beliau begitu baik menjagaku hingga aku terlelap tidur malam ini. Bintang dan bulan seakan bernyanyi mendedangkan suasana hatiku. Tak ada kesedihan tertinggal karena tuan Fadil lebih baik dari tuanku yang terdahulu.
            Aku terbangun oleh suara gaduh disekitarku pagi ini. Aku sunggu terkejut tuan Fadil tidak ada disampingku, dari kejahuan terlihat banyak yang mirip dan sepertinya senasip denganku. Aku memangil-mangil tuan Fadil dalam hati berharap beliau hadir disampingku. Aku tidak menyukai suasana ramai seperti pasar yang selalu saja membuatku ketakutan. Oh tuhan,  doaku terkabul, tuan Fadil berjalan kearahku dengan wajah semrigah bahagia. Aku pasang senyum manis dan wajah berseri-seri sebelum tuan Fadil berada tepat didepanku. Tanpa berkata apapun tuan Fadil mengandengku berjalan menuju kerumunan. Orang-orang dalam kerumunan terlihat cantik-cantik dan cakep, style baju yang dipakai tidak seperti pada umumnya. Setelah aku amati ternyata tuan Fadil mengenakan hal sama seperti yang mereka kenakan.
            Belum aku tersadar dari kebingunganku, tuan Fadil menyerahkan aku pada beberapa pria. Mereka bersemangat menyeretku kesebuah lokasi, aku ingin berteriak minta tolong pada tuan Fadil, namun mulutku seolah tersumpal oleh sesuatu hingga membuatku tak dapat berteriak. Satu pria lagi mendekatiku, bertubuh besar dan kekar membuat rasa takutku menjadi-jadi. Pria-pria itu mencengkram tubuhku dan menidurkanku. Pria bertubuh besar dan kekar menyentuh leherku. Rasa takutku memuncak dan aku dapat teriak histeris.

“Eemmbeeeeeekkkkkkkk…….” Bersamaan suara takbir dan sebuah golok mengorok leherku.

Ternyata kebaikan tuan Fadil padaku hanyalah sebuah lelucon membawaku sebagai Hewan Qurban. Namun tak ada dendam dihatiku, surga firdaus menantiku. Terimakasih tuan Fadil, bagiku ini sebuah jalan menuju surga karena mati sahid oleh-mu. Sampai jumpa diakhirat kelak, dan mari bersenang-senang bersama disurga Firdaus Allah.

END

Menyambut Gema Takbir Idhul Qurban, 8 Oktober 2012
By : Lphie K.


(Semoga cerpen ini mengInspirasi kita untuk berQurban di Hari Raya Idhul Adha yang kurang beberapa hari lagi. Amien)

list Koleksi cerpen lihat disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar