list Koleksi cerpen lihat disini
Cinta Termahal
“Ayo Mawar
kita pergi dari sini.” Tuan mengandengku meninggalkan pria itu dengan sedikit
mengerutu.
“Hai pak tua,
jangan pergi dulu kau.” Teriak pria itu, namun tuanku tidak menghiraukan dan
terus saja berjalan mencari tempat lain.
Tuan adalah
laki-laki yang merawatku dari bayi. Beliau begitu baik padaku, hanya terkadang
berlaku kasar itu demi kebaikanku. Apapun
akan aku lakukan demi membalas budi baik tuan. Seperti saat ini, tuan
akan menjualku pada seseorang. Itulah yang aku dengar ketika tuan
bercakap-capak bersama istrinya. Walaupun samar-samar, aku masih bisa mendengar
jelas pembicaraan mereka. Sakit hatiku mendengar keputusan tersebut, tapi
apalah dayaku. Tidak mungkin tuan terus-terusan merawatku, diusia dewasaku ini
sudah sepatutunya tuan melepasku.
“Waaooo… You
are beautiful.” Puji seorang pria padaku. Tangan kekarnya menyentuh kulitku, mata
tak henti mengamatiku. Pandangan matanya membuatku salah tingkah dan rasa
hangat sentuhan tangan merasuk dalam tubuhku. “Biarkan saja aku dibeli olehnya.
Aku akan merasa nyaman dan baik-baik saja berada disisinya.” Gemuruh hatiku
bersuara berharap menjadi milik pria itu. Dia masih terlihat sangat muda,
hidungnya mancung, kulitnya putih bersih dan bibirnya sanga seksi. Postur tubuh
tinggi besar menambah nilai rupawan pada dirinya. Mungkin dia lebih cocok
menjadi seorang model bila saja ada agensi model tahu hal itu.
Tuanku menepuk
bahu pria itu. “Kau menginginkannya?.”
“Berapa?.”
“Hanya Rp. 1.800.000.”
“Deal.” Jawab
pria itu sambil mengulurkan tangan pada tuan.
“Deal.” Tuan
menyepakati dan menjabat uluran tangan pria itu.
Tidak
menyangka bila akhirnya aku menjadi milik pria tampan itu. Hatiku
berbunga-bunga membanyangkan hidup bersama tuan baruku. Tidak sedikit pun
terlintas dibenakku bila pria yang akan menjadi tuan baruku ini berlaku picik
padaku. Mungkin aura kedamaian disekitarnya menghipnotis diriku, lupa akan
banyak hal tentang kemungkin buruk yang ada padanya. Apa peduliku memikirkan
keburukannya, jelas sekali aku sangat nyakin bakal bahagian hidup bersamanya.
Tak perlu diragukan lagi, kebaikannya sudah terlihat dari wajah tampannya.
Tuan
menyerahkan gandengan tangan pada pria yang akan menjadi tuan baruku. “Sekarang
Mawar jadi milik kamu. Jagalah dengan baik untukku, karena sudah aku anggap
seperti anakku.” Katanya pada pria itu.
“Anda tidak
perlu kawatir, aku akan memperlakukanya dengan baik.”
Tuan membelai
wajahku. “Mawar, kamu akan nyaman bersamanya.” Aku hanya tersenyum simpul dan
berucap terimakasih dalam hati karena tuan telah menjualku pada pria tampan dan
berjanji menjagaku dengan baik seperti tuan menjagaku. Tuan berlalu
meninggalkan kami berdua dengan wajah sedih begitu dalam. Mungkin aku terlalu
sombong, rasa sedih ditinggal tuan tidak ada padaku hanya rasa bahagia yang
merasuki diriku saat ini.
***
“Waaah cantik sekaliii…., Kak Fadil
berung mendapatkannya.”
Tuan baruku bernama Fadil. Tuan
Fadil memperkenalkanku pada keluarganya, beruntungnya aku keluarga tuan Fadil
sangat menyukaiku. Kebahagiannku bertambah ketika sebuah istana mengah dipersembahkan
padaku, makanan lezat terhidang hanya untukku. Disela-sela aku menikmati
makananku, tuan Fadil tengah asik bersama keluarganya membicarakan menu untuk
esok siang. Dilihat dari apa yang dicatat sepertinya tuan Fadil mau mengadakan pesta/kondangan.
Gule, sate, kikil, bistick, eseng-eseng…., semuanya berbahan dasar daging.
Sore harinya kami berMesraan, tuan
Fadil memandikanku membantu mengosok punggung. Sebenarnya aku enggan mandi,
tapi aku tahu persis tuan Fadil menyukai aroma tubuhku yang bersih. Aku nikmati
mandiku walau sore itu terasa sangat dingin. Tuan Fadil begitu memanjakan
diriku hingga aku terperdaya menuruti semua kemauannya. Tuan Fadil oh Tuan
Fadil, beliau begitu baik menjagaku hingga aku terlelap tidur malam ini.
Bintang dan bulan seakan bernyanyi mendedangkan suasana hatiku. Tak ada
kesedihan tertinggal karena tuan Fadil lebih baik dari tuanku yang terdahulu.
Aku terbangun oleh suara gaduh
disekitarku pagi ini. Aku sunggu terkejut tuan Fadil tidak ada disampingku, dari
kejahuan terlihat banyak yang mirip dan sepertinya senasip denganku. Aku memangil-mangil
tuan Fadil dalam hati berharap beliau hadir disampingku. Aku tidak menyukai suasana
ramai seperti pasar yang selalu saja membuatku ketakutan. Oh tuhan, doaku terkabul, tuan Fadil berjalan kearahku
dengan wajah semrigah bahagia. Aku pasang senyum manis dan wajah berseri-seri
sebelum tuan Fadil berada tepat didepanku. Tanpa berkata apapun tuan Fadil
mengandengku berjalan menuju kerumunan. Orang-orang dalam kerumunan terlihat
cantik-cantik dan cakep, style baju yang dipakai tidak seperti pada umumnya. Setelah
aku amati ternyata tuan Fadil mengenakan hal sama seperti yang mereka kenakan.
Belum aku tersadar dari
kebingunganku, tuan Fadil menyerahkan aku pada beberapa pria. Mereka bersemangat
menyeretku kesebuah lokasi, aku ingin berteriak minta tolong pada tuan Fadil,
namun mulutku seolah tersumpal oleh sesuatu hingga membuatku tak dapat berteriak.
Satu pria lagi mendekatiku, bertubuh besar dan kekar membuat rasa takutku
menjadi-jadi. Pria-pria itu mencengkram tubuhku dan menidurkanku. Pria bertubuh
besar dan kekar menyentuh leherku. Rasa takutku memuncak dan aku dapat teriak
histeris.
“Eemmbeeeeeekkkkkkkk…….” Bersamaan suara takbir dan sebuah
golok mengorok leherku.
Ternyata kebaikan
tuan Fadil padaku hanyalah sebuah lelucon membawaku sebagai Hewan Qurban. Namun
tak ada dendam dihatiku, surga firdaus menantiku. Terimakasih tuan Fadil, bagiku
ini sebuah jalan menuju surga karena mati sahid oleh-mu. Sampai jumpa diakhirat
kelak, dan mari bersenang-senang bersama disurga Firdaus Allah.
END
Menyambut
Gema Takbir Idhul Qurban, 8 Oktober 2012
By : Lphie
K.
(Semoga cerpen ini mengInspirasi kita untuk berQurban di Hari Raya Idhul
Adha yang kurang beberapa hari lagi. Amien)
list Koleksi cerpen lihat disini
list Koleksi cerpen lihat disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar