Sabtu, 16 Maret 2013

Cerpen/FF LoveHolic_"Muhasabah Cinta"

list Koleksi cerpen lihat disini

MUHASABAH CINTA

“Teman-teman minta perhatiannya sebentar, hanya sepuluh menit saja!.” Suara seorang pemuda terdengar berwibawa membuatku mengalihkan perhatian dan mencari sumber suara.   Mataku terpana melihat sosok tampan mengurai penjelasan  persiapan program KKN (kuliah kerja nyata). Mungkin ini yang dinamakan cinta pandangan pertama. Sejak saat itu bayangan wajahnya selalu menghantui disetiap anganku. “Korcam” (koordinator kecamatan) teman-teman memangilnya seperti itu.
                Esok harinya aku beranikan diri menemui Korcam si pengganggu pikiranku. Pipiku memerah semerah jambu ketika berjabat tangan denganya. Tanpa sadar bibirku berucap. “Aku menyukaimu.”
                Beberapa kawan disekeliling kami tercengang memandangku. Mungkin meraka berfikir betapa beraninya aku mengatakan cinta didepan umum seolah tidak perdulikan harga diri. Apalah arti asmara dalam  hati bila cinta yang aku rasa tidak diketahui oleh si Korcam. Dalam sadar, rasa malu pelan – pelan menusuk sukma hadir tanpa aku undang. Senyum manis terpancar dari wajah si Korcam. Seolah si Korcam tahu gundah hatiku merasakan suasana sekeliling.
                “Boleh pinjam ponselnya?.” Ucap si Korcam mencairkan suasana.
                Kuangkat kepala dan kupandang wajah si Korcam lalu sebuah ponsel aku sodorkan padanya. Diambilnya ponsel tersebut dari tangganku. Dia mengetikkan sesuatu dalam layar ponsel. Selang beberapa detik posel dia berbunyi dan mengembalikan ponselku.
“Itu nomor ponselku.” Katanya sambil mengambil ponsel disaku celana. “Nama ukhti siapa?.”
“… ??!.” Aku tidak mengeti dengan pertanyaannya.
Seolah tahu ketidak pahamanku Korcam mengulang pertanyaannya. “Nama mbak siapa?.”
“Kayla.” Jawabku.
“Hai Korcam!.” Sapa salah satu dari beberapa orang yang kemarin ditunjuk sebagai kordes (koordinator desa). “Ayo donk rapat dimulai, sudah kumpul semua tuch!.”
“Oke.” Korcam menangapi sapaan sambil menyimpan namaku dalam ponsel dan berlalu meninggalkanku. Baru beberapa langkah Korcam berhenti dan menoleh padaku. “Nanti malam aku hubungi.” Dengan lantang dia ucapkan sambil memberi kode tangan kanang mengengam nempel dipipi, jari telunjuk nempel ditelinga dan jari kelingking nempel dimulut mengambarkan sebuah ponsel.
“Huuuu…” Riuh sorak teman – teman mendengar janji Korcam padaku.
“Swiit – suwitttt…” Beberapa kawan cowok bersiul.
Beberapa kawan. “Ciiyee – ciyee… e…”
Ledekan bersautan yang mereka ucap membuatku tersipu malu. Aku langkahkan kaki bergabung bersama teman – teman sekelompok dengan mimik muka merah. Campur aduk rasa dihati pertanda merekahnya bunga cinta hari ini. Ledekan teman – teman menjadi syair indah cinta dihatiku. Indahnya suasana hatiku saat ini tidak akan bisa digantikan oleh sejuta tawa kebahagiaan. Sepanjang hari aku terus saja tersenyum – senyum layaknya orang mabuk kasmaran.
Menjelang sore hari tidak hentinya mataku menatapi ponsel. Tiap jam, tiap menit, bahkan tiap detik pandanganku tak luput dari ponsel berharap SMS atau pangilan dari Korcam. Kucoba mencari kesibukan dengan menyelesaikan proposal program KKN perkelompok desa. Walau dengan hati harap-harap cemas proposal dapat aku tuntaskan juga. Ponselku berbunyi bersamaan dengan suara printer mencetak setiap halaman proposal. Dengan sigap kuambil ponsel melihat layar berharap SMS dari Korcam. Senyumku mengembang karena SMS itu memang dari Korcam.
Assalamu’alaikum. Maaf tadi siang sudah membuat ukhti Kayla menanggung malu.” Isi SMS Korcam.
Jari jempolku sibuk pencet keyped ponsel membalas SMS. “Aku yang seharusnya minta maaf padamu karena mengukapkan isi hati ditempat umum.”
Korcam: “Aku begitu tersanjung dan sangat menghargai keberanian ukhti Keyla menyatakan cinta padaku.”
Aku: “lalu apakah cintaku diterima?.”
Korcam: “Ukhti Kayla, cinta itu butuh istiqomah. Jika Allah berkehendak maka kita pun pasti berjodoh.”
“Jadi kita pacaran dan akan berkencan?.” Balasku dengan semangat.
Korcam: “Bukanya aku tidak suka dengan ukhti Kayla. Tapi maaf, izinkan aku menjaga cinta suci ukhti hingga menjadi halal.”
“…. ???.” isi balasanku tidak mengerti apa yang dimaksud Korcam.
Beberapa menit berlalu Korcam tidak kunjung jua membalas SMSku. Aku lemparkan posel kekasur dan merebahkan badan disitu pula. Rasa sebal dihati SMS tidak dibalas membuatku tarik nafas dalam dan menghembuskannya. Otakku berputar mencari teman yang bisa dijadikan sumber informasi mengenai si Korcam. Mataku berkedip-kedip memandang langit kamar, wajah seorang teman tergambar disitu. Ponsel aku raih kembali dan segera menghubungi dia.
“Hallo!, Nadia boleh aku main ketempatmu?.”
Setelah mendapat jawaban oke aku meluncur kerumah Nadia untuk mencari informasi tentang si Korcam. Bersyukur banyak informasi yang aku dapat tentang Korcam. Korcam pemilik nama asli Hukkam Ashadi, dia aktivis rohis dikampus. Kata Nadia untuk menjadi gadis pujaan hati Hukkam Ashadi harus banyak belajar tentang syari’ah Islam. Tidak boleh terlalu memaksakan kehendak. Harus bisa menjaga pandangan, jarak dan kesopanan antar lawan jenis. Medengar apa yang diceritakan Nadia seakan terasa berat. Namun perjuangan belum berakhir aku akan terus memperjuangkan cinta dalam hatiku.
Kutulis pesan lewat SMS pada Korcam. “Assalamu’alaikum mas Hukkam Ashadi. Seperti yang mas minta, aku izinkan mas menjaga cinta suciku hingga menjadi halal.”
“Semoga Allah meridhoi ukhti Kayla menjadi penghuni sangkar cintaku.” Balas Korcam.
“Perlu mas Hukkam ketahui, cintaku tidak akan pupus hingga mas bersedia menjadikanku sahabat sejati bersama – sama berjuang dijalan Allah, dan menjadikan aku kekasih hati untuk dunia – akhirat.”
“Beristiqomah serta bermuhasabahlah Semoga Allah mendengar do’a ini dan mengijikan kita mengarungi hidup bersama.”
“Amien.” Smsku balik.
Penantian akan terasa indah bila semua dijalankan ikhlas karena ridho Allah. Allah bersama hambanya yang terus mau berdo’a dan berusaha. Dalam penantian aku bertafakur mengintropeksi diri. Mencari setiap kekurangan dan memperbaikinya. Belajar lebih banyak tentang syari’ah islam seperti yang Nadia sarankan. Serta istiqomah menunggu hadirnya cinta sejati Korcam atas ridho Allah. Dalam penantianku, aku nyakin Allah akan menjadikan indah pada waktunya.

END


Dalam penantian, Maret 2013
                                                                                                                      By: Lphie Khasanah.
List Koleksi Cerpen Lihat disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar