(Naskah teater disadur dan dikembangkan dari sebuah puisi bersautan yang berjudul "TIDAK ATURAN". Naskah ditujukan untuk latihan dasar teater dalam mengembangkan olah mimik muka, rasa dan vokal)
TIDAK ATURAN
Narator : Diceritankan disebuah desa SMK Negeri 1 Tambakboyo, hiduplah seorang penguasa yang bernama nyai Arifah bersama anak buahnya Supendi dan Suhim. Nyai Arifah sangat takut bila ada orang kota masuk desanya, Karena dapat mempengaruhi dan mencuci otak penduduk menjatukan kekuasaannya sebagai petinggi desa. Simak kisah selanjutnya hanya diiiiiipanggung ini. (narator memukul gong dan cerita dimulai)
ADEGAN 1
(supendi memijat bahu nyai Arifah yang sedang bersantai diteras rumah sambil mengorek telinga)
Nyai Arifah : hemmm (sambil menepuk bagian bahu lain).
Supendi : Yesss. (Terus sibuk memijat)
Nyai Arifah : hemmm (sambil menepuk bagian bahu lain).
Supendi : Yesss. (Terus sibuk memijat)
Nyai Arifah : hemmm (sambil menepuk bagian bahu lain).
Supendi : Yesss. (Terus sibuk memijat)
(Si Suhim masuk tergopohgopoh)
Suhim : Aduh Nyi….e…..e…..itu, Nyi…. Anu…. Nyi….a….a….ada orang bawa koper, pakaiannya bagus. Saya takut, Nyi, mungkin dia orang kota, Nyi.
Supendi : Goblog ! Kenapa Takut ? Kenapa tidak kau kumpulkan orang-orangmu untuk mengusirnya ?
Nyai Arifah: (kepada Supendi) Kau lebih-lebih Goblog ! Kau membohongi saya ! Kau tadi lapor apa ?! Sudah tidak ada orang kota yang masuk ke daerah kita, hei ! (sambil mencengkeram Supendi).
Subandi : Sungguh, Nyi, sudah lama tidak ada orang kota yang masuk.
Nyai Arifah: (membentak sambil mendorong) Diam Kamu !
(kepada si Suhim) Di mana dia sekarang ?
Suhim : Di sana Nyi, berkumpul dengan para warga dibalai desa Nyi.
(Nyai Arifah ngibrit keluar panggung diikut Subandi dan Suhim)
ADENGAN 2
ADENGAN 2
(Orang kota 3 masuk panggung dengan mimik muka mengebu-ngebu member semangat penduduk)
Orang kota 3 : Wahai! warga SMK Negeri 1 Tambakboyo, kalian semua yang lagi galau karena ekonomi. Kamu, kamu, kamu dan kamu yang terkena tekanan batin cinta. Dan kita semua yang ingin melakukan perubahan pada daerah yang kita tempati saat ini, dengarlah cerita dan nasehat kita ini.
Orang kota 1 : Aku adalah peternak dan penjual telur…. dari pagi aku selalu bekerja mengambili telur, baik telur ayam, telur itik, dan telur....
Orang kota 2 : Kekasihku.... kau tahukah selama ini diriku selalu menanti jawabanmu, namun apa yang kudapat!, jawabanmu hanyaa....
Orang kota 3: Reformasi.... Semua berteriak dan bersemangat mengungkapkannya, semua meminta untuk mengubah negara ini menjadi....
Orang kota 1 : Kandang ayam.... setiap pagi aku rawat dan bersihkan, supaya hewan peliharaanku kerasan dan cepat menghasilkan....
Orang kota 2 : Cinta.... Kenapa kau buat diriku terluka, apa beginilah cinta, dari dulu deritanya tiada akhir.... haruskah aku....
Orang kota 3 : Hancurkan KKN.... KOLUSI ! KORUPSI, dan NEPOTISME hanya akan menghasilkan....
Orang kota 1 : Ayam betina.... kutunggu –tungggu dirimu bertelur, agar hidupku bisa berubah, menjadi orang....
Orang kota 2: Pendusta, tidak jujur dan tidak mau tahu.... itulah sikapmu padaku, haruskah aku bersimpuh dihadapan....
Orang kota 3 : Mahasiswa.... kaulah tombak dan ujung generasi muda, yang harus bisa mendirikan....
Orang kota 1 : Pasar ayam.... di situlah sebagian besar waktuku kuhabiskan, kadang aku jajakan, kadang juga aku....
Orang kota 2 : Kubur dalam2 rasa cinta ini.... rasanya tak mungkin, karena cintaku tulus dan murni dari....
Orang kota 3 : Seluruh rakyat Indonesia.... kita harus bangkit dan tegakkan keadilan, Apapun resikonya mereka harus di adili di....
Orang kota 1 : Keranjang telur.... kaulah satu-satunya yang senangtiasa menemaniku, baik di pasar, di jalan dan juga di....
Orang kota 2 : Dalam hatiku yang paling dalam, cinta itu takkan bisa hilang walau di hapus tinta dan tipe-x asmara, karena semua itu hanya akan menimbulkan....
Orang kota 3 : Semangat reformasi.... harus di kumandangkan, harus di kobarkan bahkan juga harus....
Orang kota 1 : Di jual kepasar.... karena itik atau ayam yang tidak menghasilkan telur, bisa mangakibatkan....
Orang kota 2 : Patah hati.... itulah yang aku rasakan saat ini, terasa pedih, perih bagaikan di cabik-cabik....
Orang kota 3: Seluruh rakyat indonesia.... semua harus mendukung, semua harus berpartisipasi dan serentak kita ucapkan....
Orang kota 1 : Pluk.... satu telur telah keluar, satu demi satu telur-telur itu kuambil, dan kukumpulkan....
Orang kota 2 : Dalam batinku.... telah ku tanamkan benih-benih cinta yang takkan pupus, walau ajal di ujung....
Orang kota 3 : Pengadilan.... tuntut dan adili mereka, kita perbaiki agar ini baik di bidang ekonomi, bidang politik, bidang....
Orang kota 1 : Peternakan.... baik itik, ayam ataupun hewan unggas lainnya, karena dari situlah, telura-telur itu akan dapat dan aku jual ke....
Orang kota 2 : Wajahmu.... selalu terbayang dalam setiap angan yang tak kan bisa lepas, walau sekejap karena dirimu adalah....
Orang kota 3 : Koruptor-koruptor kelas kakap.... kaulah sumber dari kehancuran ekonomi kita.... untuk itulah, kau harus di seret ke....
Orang kota 1 : Pasar loak…. disana pula aku tiap pagi, sore dan petang untuk berjualan telur, karena itulah...
Orang kota 2 : Rasa rindu dan sayangku.... akankah kugantung dalam angan-anganku, tidak....???!!!! karena itu adalah kehendak....
Orang kota 3 : Pemerintah…. harus dibersihkan dari unsur-unsur KKN, semua harus dilibas dan...
Orang kota 1 : Dirombengkan.... itulah usaha akhirku menjual barangku, apabila ayamku, tak mau bertelur lagi.
(Nyai Arifah masuk panggung diikuti oleh anak buahnya Supendi dan Suhim)
Nyi Arifah : Hai!! kalian anak-anak kota (teriak marah). Apa yang kalian lakukan disini.
(anak-anak kota baris menghadap sumber sura)
Orang kota 3 : Makkkk…. Emak….
Nyai Arifah : Tole? Cah bagus.
(Menunjuk-nujuk anak kota 3 sambil menoleh keanak buah) Anakku, anakku, itu anakku .
Orang kota 3 : Mak_e…. (menangis mendatangi Nyi Arifah dan sungkem).
(Narator masuk memukul gong dan semua pemeran dalam panggung mematung)
Narator : Ternyata salah satu dari ke-3 orang kota tersebut adalah anak Nyai Arifah yang lama merantau dikota. Dengan kedatangan mereka, akhirnya nyai Arifah sadar dan masyarakat SMK Negeri 1 Tambakboyo menjadi cerdas, hidup rukun bahagia, tidak ada tekanan dari petinggi desa. Dan mereka berteriak….
Semua pemeran : Hore, hore, hore…. (Sambil membentuk barisan memanjang)
Penutu : Seluru Aktor/Artis bergandegan tangan, hormat pada penonton dengan menundukkan badan.
Berucap : salah satu berucap “BOTTERS’T” dan diikuti seluruh pemeran “Satu Hati Dalam Jiwa.”
END
By: Lphie k.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar